17 sendiri merupakan aplikasi yang bisa menampilkan video siaran langsung yang diunggah oleh para penggunanya, seperti Bigo Live. Berkantor pusat di Taiwan, 17 mengklaim kalau mereka telah memiliki lima belas juta pengguna. Selama ini, mereka begitu populer di negara-negara yang menggunakan Bahasa Cina.
“MNC, yang merupakan investor dari Paktor, juga telah berkomitmen untuk memberi dukungan yang maksimal terhadap Paktor dan 17 Media di negara-negara yang ingin kami masuki,” tutur Andryan Gouw, Country Manager 17 Media di Indonesia, kepada Tech in Asia Indonesia.
Andryan sendiri baru resmi menjadi Country Manager untuk 17 Media pada tanggal 1 November 2016 kemarin. Ia dan beberapa anggota tim 17 Media lain sebelumnya merupakan karyawan dari aplikasi live streaming pesaing, yaitu Nonolive.
“Perkembangan aplikasi 17 serta antusiasme manajemen mereka membuat saya percaya diri dan tertarik untuk bergabung,” ujar Andryan.
17 Media telah raih pendanaan Rp446 miliar
Sebelum akuisisi ini, Paktor sendiri baru saja menerima pendanaan sebesar US$32,5 juta (sekitar Rp437 miliar) di bulan Oktober 2016. Investasi tersebut membuat total dana segar yang telah diterima Paktor hingga saat ini mencapai US$53 juta (sekitar Rp713 miliar).Menurut CEO Paktor Joseph Phua, startup yang ia pimpin saat ini telah mempunyai neraca keuangan yang positif sejak meluncurkan fitur berlangganan beberapa bulan yang lalu. Selepas akuisisi ini, Joseph pun akan menempati posisi pimpinan di 17 Media. Sedangkan CEO 17 Media sebelumnya, Jeffrey Huang, akan menempati posisi Chairman.
Hingga sekarang, 17 Media pun telah mendapat investasi yang cukup besar, sekitar US$33 juta (sekitar Rp446 miliar).
Siap hambat perkembangan konten porno
Di tanah air, aplikasi siaran langsung seperti 17 justru tengah mendapat sorotan. Kemenkominfo baru saja melakukan pemblokiran terhadap Domain Name System (DNS) milik Bigo Live, sehingga layanan tersebut tidak bisa diakses lewat web.
Menanggapi hal tersebut, Andryan menjelaskan kalau 17 Media memiliki tim pemantau konten yang beroperasi selama 24 jam, 7 hari dalam seminggu. “Mereka akan dibekali software yang memungkinkan mereka bisa mengidentifikasi dan menindak setiap pelanggaran dengan cepat,” tegas Andryan.
Proses pemantauan ini pun akan dilakukan dalam dua tahap, yang masing-masing dilakukan oleh tim di Taiwan dan Indonesia. Selain itu, pengguna juga bisa memberi kontribusi dengan melaporkan konten ilegal melalui aplikasi 17.
Tidak ada komentar:
Write komentar